Therefore I tell you, do not worry about your life, what you will eat or drink; or about your body, what you will wear. Is not life more than food, and the body more than clothes? Look at the birds of the air; they do not sow or reap or store away in barns, and yet your heavenly Father feeds them. Are you not much more valuable than they? Can any one of you by worrying add a single hour to your life?
- Matthew 6:25-27
Kutipan ayat dari Injil Perjanjian Baru ini saya jadikan sebagai latar belakang layar utama HP saya. Kenapa? Agar saya selalu ingat untuk tidak perlu khawatir di dalam segala hal. Karena burung-burung yang beterbangan dipelihara, ikan-ikan yang berenang diberi makan, terlebih diri kita yang senantiasa dikasihi-Nya. Maka itu, adakah orang yang karena kekhawatirannya dapat menambahkan sehari saja umurnya?
Walaupun iman saya hanya sekecil biji sesawi, tetapi saya benar-benar mengimani ayat ini di dalam hidup saya. Oleh karenanya, saya merasa ada campur tangan Tuhan di dalam hidup saya yang luar biasa dahsyatnya.
Jika di dalam blogpost sebelumnya saya bercerita mengenai perjuangan saya untuk dapat lolos seleksi substansi LPDP, kini saya ingin bercerita mengenai keajaiban lain yang Ia ciptakan dalam hidup saya, yaitu ketika aplikasi beasiswa saya yang lain juga lolos. To God be the glory!
Swedish Institute Study Scholarships
Apakah ini hanya sekedar keberuntungan? Ataukah benar-benar karena usaha yang diiringi dengan doa yang membuat saya akhirnya terpilih menjadi penerima beasiswa penuh dari pemerintah Swedia ini untuk studi S2 di Lund University? Saya hanya bisa bersyukur karena persaingan untuk mendapatkan beasiswa ini saja sudah sangat ketat. Seleksi pertama merupakan seleksi administrasi, apakah kita layak atau tidak untuk menjadi penerima beasiswa. Seleksi kedua merupakan seleksi dari berkas-berkas yang kita kirimkan yang mana di dalamnya termasuk reference letter, motivasi, pengalaman kerja dan CV. Di seleksi kedua ini hanya ada 22 orang Indonesia yang terpilih dari 2083 aplikan dari seluruh dunia, yang berarti probabilitas kita hanya sekitar satu persen saja! Well, I'm not that smart and I don't come from a family who can just exactly give what I want—I have to work hard myself. But for me they are my life-booster, my shining stars, and my everything. They are the reason why I'll do everything I can to spark a little happiness in this tiny little family. Isn't the little things in life that matter the most?
Baiklah, kembali ke Swedish Institute Study Scholarships (SI). Pendaftaran ke universitas-universitas di Swedia menggunakan sistem tersentral, yaitu melalui universityadmission.se. Keuntungannya, kita dapat mendaftarkan empat universitas dengan jurusan berbeda-beda secara sekaligus dan membayar admission fee sebesar 900 SEK (kurang lebih Rp 1.500.000) yang dapat dibayarkan menggunakan kartu kredit maupun transfer antar bank. Karena saya ingin menghindari transfer fee yang cukup tinggi dan karena opsi kartu kredit sangat praktis, maka saya menggunakan kartu kredit untuk membayar admission fee.
Waktu itu saya mendaftar di tiga universitas berbeda dengan jurusan yang berbeda-beda juga. Fokus saya waktu itu hanya agar dapat diterima di Food Technology and Nutrition di Lund University, tetapi karena merasa sayang dengan uang pendaftarannya, maka saya sedikit gambling dengan mendaftarkan dua jurusan lain: Biotechnology di Lund dan Environmental Communication and Management di Swedish University of Agricultural Sciences.
Sebenarnya waktu itu saya sudah menerima Letter of Acceptance dari Wageningen University yang memang tujuan utama saya untuk S2, tetapi saya belum dapat beasiswa, karena itu saya terdorong untuk mendaftar beasiswa-beasiswa lain selain LPDP, just in case... dan ternyata dua hari yang lalu, Tuhan berikan kabar gembira ini.
Scholarship Offer dari Swedish Institute (Sumber: dok. pribadi) |
Tetapi saya sudah memilih dan pilihan saya bulat. Yang pasti saya memilih yang tidak menyebabkan kerugian bagi orang lain. Selain itu, memang ada beberapa perbedaan mendasar yang menjadi keunggulan dan kekurangan Swedish Institute Study Scholarships ini apabila dibandingkan dengan BPI LPDP.
Kekurangan Swedish Institute Study Scholarships
Beasiswa ini berasal dari pemerintah Swedia yang mungkin rasanya apabila kita terpilih menjadi awardee-nya, kita akan merasa berhutang kepada pemerintah Swedia. Walau tidak terikat kontrak untuk bekerja di instansi milik Swedia, tetapi kita harus memiliki kontribusi setelahnya, misalnya aktif mengadakan kegiatan alumni di negara masing-masing. Hmm... tetapi sepertinya ini tidak termasuk kekurangan ya, karena malah dapat memajukan calon-calon insan cendekia dengan diperkenalkan lebih dalam tentang negara lain :)
Lalu apakah yang menjadi kekurangannya? Yaitu... hmm dari segi finansial mungkin hehe. Yap, seperti yang semua orang telah ketahui, beasiswa LPDP termasuk yang paling royal dalam memberikan dana pendidikan kepada awardee-nya. Jangan tanya berapa. Yang jelas lebih dari cukup apabila kita mampu mengelolanya dengan baik. Beasiswa SI memang lebih kecil, tetapi meng-cover penuh tuition fee kita selama setahun, asuransi, uang perjalanan pulang pergi yang diberikan sekaligus sebesar SEK 15,000 (sekitar 24 juta rupiah) dan biaya hidup bulanan sebesar SEK 9,000 per bulan (setara 14 juta rupiah) yang dalam setahun totalnya SEK 99,000.
Apabila masa studi master kita lebih dari satu tahun, maka untuk mengajukan perpanjangan harus menggunakan academic record minimal mencapai 75 persen di tahun pertama. Wih, pastinya semakin memacu kita untuk belajar dengan giat lah ya. Ga mau dong beasiswanya dicabut???
Kelebihan Swedish Institute Study Scholarships
Nah, bicara soal kelebihan, ini dia nih! Apa aja sih?
Beasiswa SI merupakan beasiswa yang berskala internasional. Artinya, beasiswa ini merupakan salah satu beasiswa yang prestisius, gengsinya tinggi. Seperti yang telah sempat saya sampaikan sebelumnya, Indonesia mendapatkan 22 kursi tahun ini dari 2.083 aplikan dari seluruh dunia! Tentunya menjadi kebanggaan tersendiri apabila menjadi penerima beasiswa ini. Berbeda dengan LPDP yang merupakan beasiswa yang dikelola oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Di periode saya pendaftar sepertinya mencapai 3.000 orang dengan kuota yang diterima sekitar 1.000. Well, this is actually not an apple-to-apple comparison, karena LPDP tidak hanya membiayai magister luar negeri, tetapi juga dalam negeri serta jenjang doktor, spesialis dokter, dan kepentingan riset dan tesis.
Kelebihan lain terletak pada program yang difokuskan kepada pembentukan kepemimpinan yang profesional dan program the SI Network for Future Global Leaders. Dalam program ini, para awardee akan ditingkatkan kepemimpinannya, mampu untuk merancang suatu proyek, aktif berpartisipasi dan menguatkan jaringan antar penerima beasiswa pada saat menempuh studi.
Selain itu alumni network-nya juga aktif sekali mengadakan kegiatan. Hal ini dapat memperkuat rasa kekeluargaan serta menjadi sarana untuk knowledge and experience exchange. Yang pastinya jebolan beasiswa ini akan menjadi pemimpin yang berintegritas dan amanah di masa mendatang.
Hmmm... begitulah kira-kira gambaran beasiswa SI apabila dibandingkan dengan LPDP. Setiap beasiswa memiliki keunggulannya masing-masing, maka pilihlah yang sesuai dengan visi misi dan hati nurani kita. Pilihan saya? Rahasia ah :)
Klik di sini untuk info tentang Swedish Institute Study Scholarships
Klik di sini untuk info tentang Beasiswa Pendidikan Indonesia LPDP
Swedish Institute aja
ReplyDeleteHai Agasso!!!
DeleteSalam sejahtera :)
ReplyDeletePerkenalkan, nama saya Tessa. Saat ini saya sedang mengikuti proses pendaftaran universitas di Swedia dan tentunya beasiswa SI.
Apa boleh saya meminta kontak kak Ratih untuk menanyakan perihal beasiswa SI?
Terimakasih sebelumnya.
Hi Tessa! Feel free to reach me out on Twitter: ratatatih
Delete