, , ,

Perjalanan Panjang Menuju LPDP (Part 2)

Some opportunities only come once
Seize them

Pernah dengar tentang The Holstee Manifesto? Kutipan di atas diambil dari mission statement The Holstee Manifesto, sebuah start-up di New York, berisikan 15 kalimat inspiratif yang kemudian dicetak menjadi berbagai macam merchandise seperti poster dan telah diterjemahkan ke dalam 12 bahasa. Lebih dari sekedar hitam di atas putih, Holstee telah banyak menginspirasi banyak orang melalui setiap denyut kata di mission statement-nya. Saya pun salah satu orang yang menjadikan ini sebagai inspirasi hidup.

The Holstee Manifesto. Sumber: Joe Wolf (www.flickr.com/photos/joebehr)
Video Holstee Manifesto. Sumber: Holstee Youtube

Bagian yang paling saya suka adalah sebagaimana kutipan di atassome opportunities only come once, seize them. Selagi muda, lakukanlah banyak hal yang berbeda karena kesempatan tersebut mungkin tidak akan datang lagi. Jangan sampai ketika tua nanti kita menyesal karena tidak mencoba.

LPDP memang bukan kesempatan yang hanya datang sekali saja. Secara teoritis, pendaftaran LPDP dibuka sepanjang tahun dengan empat periode seleksi. Namun, usia pelamar maksimum untuk program magister/dokter spesialis adalah 35 tahun dan 40 tahun untuk doktoral. Apabila gagal di seleksi administrasi memang diperbolehkan untuk mendaftar lagi di periode berikutnya (tidak terbatas), tetapi jika gagal di seleksi substansi, kamu hanya punya satu kesempatan lagi untuk mendaftar LPDP. Nah, mendapat gambaran kan tentang kesempatan sekali seumur hidup?

Melanjutkan posting-an blog saya sebelumnya, kali ini saya ingin bercerita tentang seleksi substansi LPDP yang wajib dilalui apabila telah lolos seleksi administrasi. Seleksi substansi ini terdiri atas empat komponen penting:
  1. Verifikasi dokumen
  2. Essay on the spot
  3. Leaderless group discussion
  4. Wawancara
Empat komponen tersebut memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap penilaian. Walau verifikasi dokumen sebenarnya bukan termasuk penilaian, tetapi sama pentingnya karena apabila kita tidak dapat menunjukkan dokumen yang lengkap dan asli saat verifikasi, kita tidak akan diperbolehkan untuk mengikuti wawancara. Dalam seri 'Perjalanan Panjang Menuju LPDP' kali ini, saya akan membagikan pengalaman saya sewaktu lolos ke seleksi substansi.

Verifikasi Dokumen

Seluruh dokumen yang sudah diunggah ke website LPDP wajib dibawa saat seleksi substansi untuk diverifikasi kelengkapan dan keasliannya. Ingat, dokumen yang dibawa harus asli! Bukan kopi, scanned, apalagi dokumen yang dipalsukan. Untuk magister, dokumen tersebut termasuk:
  1. Print out formulir pendaftaran
  2. Ijazah sarjana S1
  3. Transkrip nilai sarjana S1
  4. Rencana studi (maksimal 700 kata). Kontennya dapat dilihat di panduan pendaftaran LPDP
  5. Sertifikat bahasa asing yang diakui oleh LPDP dan masih berlaku. Kalau menggunakan IELTS umumnya hasil tes berlaku maksimal 2 tahun setelah tanggal tes, walaupun tidak tertulis di Test Report Form
  6. Surat Pernyataan bermaterai
  7. Surat Izin Belajar sesuai format LPDP (bagi yang sedang bekerja)  
  8. Surat rekomendasi sesuai format LPDP. Surat rekomendasi saya dalam bahasa Indonesia. Dalam beberapa kasus teman-teman lain, ada yang surat rekomendasinya dibuat dalam bahasa Inggris
  9. Letter of Acceptance (LoA) Conditional atau Unconditional
  10. KTP
  11. Surat keterangan berbadan sehat dan bebas narkoba. Untuk tujuan ke luar negeri ditambahkan surat keterangan bebas TBC. Semua surat keterangan sehat dari rumah sakit pemerintah
  12. SKCK. Tidak perlu diunggah di website tetapi wajib dibawa saat verifikasi dokumen. Untuk SKCK saya membuat di Polres Bekasi, karena saat mengajukan di Polsek mereka menolak dengan alasan LPDP diselenggarakan oleh kementrian walaupun sepertinya membuat di Polsek pun tidak akan terlalu berpengaruh. Biaya pembuatan 10 ribu rupiah
Untuk esai-esai dan rencana studi saya buat dalam bahasa Indonesia, tetapi ada beberapa teman lain yang tujuannya ke luar negeri membuat dalam bahasa Inggris. Beredar wacana LPDP memang akan mengubah peraturannya bahwa untuk tujuan ke luar negeri, seluruh esai harus dalam bahasa Inggris. Jadi bersiaplah untuk mencicil esai dari sekarang. Membuat esai yang baik itu tidak mudah. Saya sendiri harus melalui belasan kali revisi dari bulan Juni dan akhirnya esai final jadi pada bulan Desember (thanks, Martin!).

Essay on the Spot (Essay OTS)

Essay OTS di periode saya merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan dalam bahasa Inggris (untuk tujuan ke luar negeri). Di Essay OTS peserta akan diberikan dua kertas, satu berisi topik dan satu lagi merupakan lembar esai kita. Di lembar soal akan diberikan pilihan dua topik dan kita cukup memilih satu topik saja untuk diulas (ingat, cukup satu!). Model jawabannya dapat berupa opini, kelebihan dan kekurangan, solusi, maupun diskusi.

Umumnya topik yang ditawarkan berupa isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan. Waktu itu saya mendapat topik salah satunya mengenai kebijakan penggunaan bahan baku industri yang ramah lingkungan. Karena kebetulan saya pernah bekerja di bidang lingkungan, tentunya topik ini yang saya pilih.

Untuk latihan Essay OTS, teman-teman bisa menggunakan strategi yang sama yang digunakan untuk writing test IELTSintroduction, supporting paragraph 1, supporting paragraph 2, dan conclusion. Semakin sering berlatih menulis, tentunya teman-teman akan semakin mudah mengerjakan Essay OTS. Kalau tidak salah waktu yang diberikan hanya 30 menit, jadi pastikan 5 menit sebelum waktunya selesai teman-teman sudah selesai menulis. Pengawas akan memberi peringatan untuk waktu yang tersisa.

Leaderless Group Discussion (LGD)

Sesuai namanya, LGD adalah diskusi kelompok tanpa pemimpin diskusi. Peserta akan dikelompokkan ke dalam grup berisikan sekitar 10 orang dari berbagai latar belakang. Hanya saja memang antara peserta tujuan ke dalam negeri dan luar negeri sudah dipisahkan dari awal karena untuk LGD peserta ke luar negeri harus dilaksanakan dalam bahasa Inggris.

Di kelompok saya, sebelum memulai LGD awalnya kami berdebat panjang siapa yang akan menjadi moderator dan notulen. Pada akhirnya kami tidak ingin ada yang mendominasi diskusi dengan menjadi moderator dan memastikan semua mendapatkan giliran bicara minimal satu kali, sehingga hanya notulen saja yang kami tetapkan.

Topik yang diberikan mengenai revisi UU terorisme. Kebetulan saya memang sengaja mempelajari beberapa berita yang sedang hangat sebelum seleksi substansi sehingga saya tahu sedikit tentang UU ini walaupun tidak mendalam.

Kuncinya dalam LGD adalah tidak harus satu suara karena perspektif yang beragam itu penting, tetapi harus dapat menghasilkan solusi. Jangan lupa untuk menghargai pendapat orang lain, jangan tampil sebagai orang yang arogan. Contohnya, tempatkan diri kamu sebagai anggota DPR yang sedang rapat untuk mencari solusi tentang permasalahan yang sedang berlangsung, seperti itulah LGD. Bedanya, diskusinya tidak boleh ada pemimpin dan harus mengalir.

Wawancara

Nah, ini bagian yang paling mendebarkan. Untuk tujuan luar negeri, wawancara dapat dilaksanakan dalam 100 persen bahasa Inggris, atau 80:20, atau 50:50, tergantung dari para pewawancaranya. Saya sendiri mendapatkan porsi 80:20.

Komposisi pewawancara biasanya terdiri dari dua akademisi di bidang tujuan pendidikan kita dan satu psikolog. Sewaktu saya wawancara, salah satu pewawancara yang saya paling ingat adalah Prof. Ratih yang kebetulan memiliki nama yang sama dengan saya. Selain itu beliau juga merupakan staf pengajar di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB. Bisa bayangkan betapa detak jantung saya langsung meningkat saat itu karena beliau paham betul dengan jurusan yang saya akan ambil.

Bahwa ada cerita tentang pewawancara yang menanyakan soal kapan nikah, hobi sehari-hari dan pertanyaan-pertanyaan ringan lain namun menjebak ternyata tidak berlaku di saya. Wawancara saya fokus kepada rencana studi saya ke depan, yang mana malah sempat membuat saya kelimpungan, terutama Prof. Ratih yang terus-menerus mempertanyakan kenapa saya mengambil spesialisasi manajemen ketika latar belakang pengalaman saya lebih ke biokimia.

Kuncinya adalah know your study plan well. Karena itu rencana studi kita, tentunya hanya kita sendiri yang mengerti kenapa kita merencanakan hal tersebut.Tetapi jangan selamanya bersikepala untuk mempertahankan argumen kamu, ada kalanya kita juga memiliki kekurangan yang harus diakui dan diperbaiki. Ketika hal tersebut terjadi, pastikan bahwa kamu menyatakan kamu sadar dan akan memperbaiki hal tersebut.

Another tips, kenali diri kamu dengan baik. Kemarin ketika ditanya apa kekurangan saya oleh sang psikolog, saya sempat diam lama untuk berpikir apa yang jadi kekurangan saya. Bukannya tidak memiliki kekurangan, tetapi pertanyaan seperti ini yang tidak saya antisipasi. Saya jadi merefleksikan diri, sepertinya saya harus mengenal diri saya dengan lebih baik, bukan hanya karena LPDP saja, tetapi karena hal ini memang penting untuk memetakan kekuatan kita.

Wawancara bernilai 70 persen dari total penilaian di seleksi substansi. 30 persen sisanya untuk Essay OTS dan LGD. Jadi pastikan kamu mempersiapkan diri untuk wawancara dengan baik. Saran saya, gunakan business attire untuk meningkatkan rasa percaya diri kamu agar terkesan lebih profesional. Bawa juga beberapa dokumen pendukung prestasi kamu apabila nanti ditanyakan.

Selain itu, jangan terlalu mempersiapkan skenario jawaban. Walaupun terbilang cukup penting, tapi saya ingat pesan Kak Ari dari Indonesia Mengglobal, jadilah diri sendiri. Ternyata hal ini sangat benar! Jangan mudah percaya kepada 'bocoran'. Lebih baik minta pengarahan dan bimbingan dari orang-orang yang sudah berpengalaman dibandingkan menjadi orang yang paling sempurna dengan jadi 'intel' seleksi LPDP. Percayalah dengan dirimu sendiri dan tidak perlu terlalu berambisi. Kamu itu berjuang untuk Indonesia, bukan untuk diri sendiri. Yang terpenting, jangan lupa berdoa dan minta restu orang tua!

Waktu seleksi substansi yang disediakan oleh LPDP adalah tiga hari, namun kita sendiri hanya perlu datang di saat yang sudah ditentukan, maksimal dua hari. Jamnya pun beragam, ada yang pagi jam 8 sudah harus mulai, ada yang sampai jam 6 sore.
________________________________

Nah, sudahkah ini memberikan gambaran kepada teman-teman tentang seleksi LPDP? Berikutnya, saya akan membahas tentang pra-PK dan PK yang mana belum saya jalani hehe. Kebetulan saya mendapat angkatan PK yang sama dengan nomor pendaftaran saya yaitu PK-64. Kiranya ini memberikan semangat untuk teman-teman semua dalam mewujudkan Indonesia yang sejahtera dan berkedaulatan. Ingin request topik tertentu? Monggo dipunginemaken.

0 comments:

Post a Comment